About

About
Tuaian Akhir Zaman

Total Pageviews


Muslim Ikut Tuhan Yesus Jadi Pendeta | David Nasser


Share it:

"Tantangan terbesar bagi seseorang dari keyakinan Islam ketika menjadi Kristen adalah faktor keiklasan. Saya menemukan keselamatan karena kasih Tuhan melalu karya Yesus yang sempurna. Keselamatan bagi kita semua itu adalah mungkin dengan tidak melihat apakah kita itu cukup baik, apakah kita cukup benar ? apakah kita cukup suci ? Pada dasarnya kita semua melakukan dosa atau gagal tiap hari. Kehidupan kita tidaklah sempurna, oleh karena itu kita memerlukan Juruselamat yang sempurna."

David Nasser - Tinggalkan Islam ikut Yesus jadi Pendeta. David Nasser - Muslim jadi Pendeta. David Nasser - A muslim leaves Islam and become a Christian pastor. Shalom, begini kisahnya :

"Tentara ini mengambil senjatanya dan menodongkan ke kepala saya sembari berkata 'Aku akan menghabisi nyawamu.' " kenang David.

David Nasser hanya berumur 9 tahun pada saat sekelompok tentara merangsek masuk kedalam sekolahnya dan mengancam nyawanya. Orang tuanya mengetahui bahwa saat itu adalah waktu yang tepat untuk meninggalkan negaranya yang sedang mengalami gejolak revolusi dan mencari suaka ke Amerika Serikat."

"Kami datang ke Amerika pada saat yang sama dimana sandera-sandera Amerika tertawan didalam kedutaan besar Amerika di Iran," kata David. "Orang-orang melihat tv bagaimana masyarakat Iran membakar bendera Amerika dan menyebut Amerika 'Setan Besar.' Kami pindah tepat diwaktu yang salah dan ditempat yang salah. Ayahku mengalami masa-masa susah pada saat bekerja bagi orang lain, dan saya mendapatkan masa-masa susah juga untuk mendapatkan teman."

David berjuang untuk mempelajari bahasa Inggris dan takut masuk sekolah. Anak-anak yang lain bisa saja tidak ramah.


David berkata, "Saya diejek dengan banyak istilah yang tidak baik, ejekan-ejekan yang mungkin ada didalam pikiranmu. Ejekan mengenai peristiwa 9/11, dan banyak ejekan yang lain. Nah dari disitulah saya berpikir 'Apakah saya benar-benar seorang yang tidak baik ?.' "

Kehidupan David berubah secara drastis tepat pada saat dia masuk ke SMA.

"Saat itu hari-hari terakhir musim panas. Saya sedang duduk di ruanganku, saya saat itu sedang menangis. Ayah saya mendengar, kemudian dia masuk kedalam kamarku. Saya katakan kepada ayahku, 'Tidak ada seorangpun yang menyukai aku, dan saya tidak menyukai mereka. Saya seorang yang tidak punya teman alias kesepian dan dikarenakan berasal dari bagian dunia yang berbeda merupakan hal yang tidak mudah bagiku.' Kemudian ayahku mengajakku ke mal, dan kamu tahu kan bahwa mall merupakan tempat dimana kamu bisa bergaya hidup ala Amerika. Saya berkeinginan menjadi seperti orang lain, seperti mode pakaian, sepatu dan gaya potongan rambut. Intinya dengan perubahan dalam semalam, saya menemukan suatu penerimaan."

David dilahirkan dan dibesarkan sebagai seorang Muslim dan dia mengakui bahwa keluarganya bukan fanatik, akan tetapi keyakinan Islam adalah pondasi didalam hidupnya.

"Saya ingat pada saat ibu saya sembahyang dan saya juga diajari Al-Qur'an."

David masih merasa kesepian. Ketika selesai SMA, kesepiannya semakin besar. Ia kemudian meminta teman untuk membantunya.

"Saya menceritakan kepada seorang teman bagaimana saya merasa kesepian, dan kemudian dia mengundang saya untuk pergi ke gereja bersamanya. Saya berkata, 'Saya tidak mau pergi ke gereja. Saya tidak menyukai agama.' Kemudian teman saya itu berkata, 'Tidak, tidak. Hal ini bukan mengenai agama, akan tetapi mengenai Kekristenan.' Kemudian saya diyakinkan, saat itu dia menyebutkan lima teman wanita yang cantik dan berasal juga dari SMA saya, dia mengatakan bahwa mereka juga akan pergi ke gereja. Saat itu saya jadi tertarik."

Mereka menjalin pertemanan persis seperti yang David inginkan.

"Ada merasa ada pengaruh yang tidak bisa saya sangkal. Saya merasakan ada sesuatu yang mempengaruhi jatidiri asalku. Kemudian teman saya bertanya, 'Apa bedanya ?' Mereka selalu berkata, 'Yesus Kristus. Yesus telah mengubah hidup kami. Dia adalah Anak Allah. Dia mempunyai kehidupan yang sempurna, dan Dia mati untuk menebus dosa manusia. Dia ingin hidup didalam kehidupanmu. Dia ingin datang dan mengubah hidupmu.' " Kenang David.

Setelah menghadiri acara di gereja, perubahan didalam diri David dimulai.

Sumber :

"Saya menyadari manusia mengecewakanmu. Gereja bisa saja mengecewakanmu akan tetapi Yesus Kristus tidak pernah mengecewakanmu. Dia yang memanggilku, dan saya berkata, 'Yesus, saya ingin Engkau menyelamatkanku dari diriku sendiri, dari agama, dari penampilan, dari semua hal.' Hal itu berarti bahwa kamu akan memulai suatu perjalanan baru sebagai manusia baru dan kamu tidak akan merasa sendirian lagi." kata David.

Orang tua David menganggap bahwa kesukaan David mengenai keyakinan Kristen hanya berlangsung sementara. Akan tetapi ketika orang tua David mengetahui bahwa David memutuskan untuk dibabtis, mereka sangat tidak setuju.

"Pada malam itu orang tuaku mengatakan 'Kamu keluar dari rumah ini.' " Kenang David. "Akan tetapi indahnya adalah semenjak saat itu, satu demi satu dari semua keluargaku datang kepada Yesus."

Saat ini penginjil David Nasser berkotbah kepada ratusan ribu orang setiap tahunnya.

"Pada dasarnya kita itu rindu akan suatu penerimaan. Kita merindukan suatu tujuan hidup. Kita merindukan ada sesuatu yang menutupi kekosongan hidup dan berharap ada yang bisa mengisinya."

Buku David yang berjudul A Call to Grace adalah sebuah buku yang memusatkan kepada suatu hal yang David percaya yaitu kita semua berjuang dengan tidak melihat kebangsaan kita.

"Tantangan terbesar bagi seseorang dari keyakinan Islam ketika menjadi Kristen adalah faktor keiklasan. Saya menemukan keselamatan karena kasih Tuhan melalu karya Yesus yang sempurna. Keselamatan bagi kita semua itu adalah mungkin dengan tidak melihat apakah kita itu cukup baik, apakah kita cukup benar ? apakah kita cukup suci ? Pada dasarnya kita semua melakukan dosa atau gagal tiap hari. Kehidupan kita tidaklah sempurna, oleh karena itu kita memerlukan Juruselamat yang sempurna." kata David.
----- Demikian kesaksian David Nasser
  • Dialah yang menyelamatkan kita dan memanggil kita dengan panggilan kudus, bukan berdasarkan perbuatan kita, melainkan berdasarkan maksud dan kasih karunia-Nya sendiri, yang telah dikaruniakan kepada kita dalam Kristus Yesus sebelum permulaan zaman (2 Timotius 1:9).
Salam kasih dan persahabatan. Tetap semangat dan selalu mengasihi sesama manusia apapun keyakinannya. Tuhan Yesus memberkati. Amin.

Share it:

Islam

Post A Comment:

0 comments: