About

About
Tuaian Akhir Zaman

Total Pageviews

Blog Archive


Tuhan Yesus datang dan menyembuhkan anakku - Michelle Jabbari


Share it:

Dan ketika Dia mengusapkan tangan-Nya ke wajah anakku, didalam mimpi itu anakku bangun seperti dia sudah sehat. Anakku bangkit dari kematian. Lalu aku bangun dan anakku bangun juga bersamaku. Anakku bangun lalu meminta mainan yang dimilikinya.
Jadi siapa yang ada di dalam Kristus, ia adalah ciptaan baru: yang lama sudah berlalu, sesungguhnyayangbaru sudah datang. (2 Korintus 5:17)
Kesaksian Michelle Jabbari. Kasih Tuhan Yesus menyembuhkan anaknya. Michelle Jabbari - Yesus sembuhkan anakku. Shalom, begini kisah Michelle Jabbari:
Michelle Jabbari lahir di negara Iran, dia adalah anak ke 7 dari 11 bersaudara. Michelle Jabbari merupakan satu-satunya didalam keluarganya yang sangat tertarik kepada Tuhan. Meskipun demikian Michelle Jabbari diajarkan didalam agamanya untuk takut akan Tuhannya (Alloh).

"Seperti seorang biksu yang duduk dengan membawa pemukul rotan dan siap memukul anda. Dia (Alloh) menunggu anda untuk bergerak, dan melakukan sesuatu yang salah, dan hukuman akan siap datang kepada anda. Jadi apapun yang anda lakukan, anda melakukannya dengan ketakutan. Bahkan didalam sholat, aku melakukan sholat dikarenakan aku harus sholat."

Sebagai seorang remaja Michelle Jabbari menjadi kecewa dengan Islam dan dia berhenti melakukan perintah agamanya. Pada usia 19 ia mendatangi Amerika untuk menikah. Michelle Jabbari memiliki anak dan ditinggalkan oleh suaminya. Ketika anaknya masih balita mengalami sakit yang parah. Michelle Jabbari sendirian, tidak punya uang, pekerjaan, dan asuransi. Michelle Jabbari tidak punya pilihan untuk kembali kepada Islam.

"Saya tahu anak saya akan mati hari itu karena beberapa alasan, dalam keadaan tertekan aku mempersiapkan diri untuk melakukan sholat. Aku memulai sholat dengan yang kuyakini didalam Qur'an sebagai dasar yang diajarkan kepadaku bagaimana sholat didalam tata cara Islam"

Meskipun Michelle Jabbari sholat dengan bahasa Arab, tetapi dia tidak mengerti, maka Michelle Jabbari memutuskan untuk berdoa menggunakan bahasanya sendiri, bahasa Parsi.

"Aku menyebut Tuhan sang maha Pencipta, Tuhan semesta alam yang menciptakan aku. Aku katakan 'Aku dalam keadaan putus asa.' Aku harus menyelamatkan anakku."

"Pada saat itu aku sedang duduk melihat dia hendak mati. Dia sakit panas dengan temperatur tinggi, demam tinggi. Aku tidur disebelah tempat tidurnya kira-kira jam 4 pagi. Kemudian aku tertidur."

"Kemudian aku bermimpi. Didalam mimpi itu aku melihat anakku didalam tanganku. Anakku sakit. Didalam mimpi-pun dia sakit. Didalam keadaan mendekapnya, aku melihat kesana-kemari untuk mencari pertolongan, tapi tidak ada seorangpun disana, hanya ada gunungan pasir seperti gurun, lalu anak saya meninggal didalam dekapanku. Pada saat dia mati, harapanku menangis kepada nama Yesus, padahal aku belum pernah diajarkan tentang Yesus. Lalu aku menangis didalam nama Yesus, aku menjerit didalam nama-Nya."

"Kemudian aku melihat seorang laki-laki dengan jubah dan rambut panjang, kakinya panjang dan bagus. Dia muncul dari balik gundukan pasir-pasir itu. Dia datang mendekat kepadaku, meletakkan tangan-Nya di pundakku dan tangan satu-Nya mengusap wajah anakku. Dan ketika Dia mengusapkan tangan-Nya ke wajah anakku, didalam mimpi itu anakku bangun seperti dia sudah sehat. Anakku bangkit dari kematian. Lalu aku bangun dan anakku bangun juga bersamaku. Anakku bangun lalu meminta mainan yang dimilikinya. Panas tingginya sudah hilang. Rasanya anakku seperti anak yang belum pernah sakit sebelumnya."

Saat memanggil nama Yesus, mujizat telah menyembuhkan anaknya. Michelle Jabbari tidak tahu apa-apa mengenai kekristenan. Tetapi setelah dia mendapatkan undangan dari Gereja Iran, Michelle Jabbari mulai membaca Alkitab untuk pertama kalinya.

"Lalu aku mempelajari tentang Yesus yang menjadi pahlawanku. Hari-hari disaat aku membaca kisah Yesus dan tentang gereja, aku selalu menangis. Setiap kali aku membaca kisah-Nya aku pasti menangis. Ini sangat luar biasa, orang yang kukira hanya utusan Tuhan, seorang yang religius, dan bagaimana Dia telah melarang perzinahan dan Dia mengetahui bagaimana mengasihi wanita."

Ketika seorang bercerita tentang injil dengan Michelle Jabbari, maka dia sangat bahagia.

Aku katakan 'ini terlalu bagus untuk menjadi kebenaran.' Aku katakan kepadanya, aku dapat menjadi seorang Kristen, tapi aku masih bekerja dengan cara saya, untuk menuju Tuhan dan Surga. Aku katakan 'Bagaimana mungkin itu terjadi ?'. Lalu kami sering berdoa, dan dia menjelaskan lebih dalam dan aku sangat bersuka cita. Karena sangat bagus untuk dicoba dan aku belum pernah mendengarnya."

"Lalu siapa yang dapat menolakNya ?. Dia telah membayar lunas semua dosaku"

Semenjak menerima Yesus Kristus, Michelle Jabbari memasuki kehidupan baru seperti Maria Magdalena.
  • Damai sejahtera Allah, yang melampaui segala akal, akan memelihara hati dan pikiranmu dalam Kristus Yesus. (Filipi 4:7).
  • Jadi siapa yang ada di dalam Kristus, ia adalah ciptaan baru: yang lama sudah berlalu, sesungguhnya yang baru sudah datang. (2 Korintus 5:17).
Sumber :
A Muslim in Iran -A Testimony of Truth!! (Philippians 4:7)
http://www.youtube.com/watch?v=InMJs3kvjco
Kesaksian Ex Muslim Michelle Jabbari - Islam adalah kegelapan, tidak ada harapan didalamnya
http://www.youtube.com/watch?v=mcyUJPrPGps

"Aku berusaha untuk menjangkau Muslim, karena aku dahulu salah satu dari mereka yang berada didalam kegelapan, tidak ada harapan disana, ada depresi didalam agama itu. Tidak ada harapan! Jika anda mau datang untuk mengenal Tuhan bukan berarti anda akan terbebas dari masalah hidup, tetapi ada sukacita yang akan diberikan kepada kita. Sukacita didalam Tuhan"

"Aku tahu akan sedang diubahkan, oleh karena hidup yang aku jalani dan karena aku punya keinginan untuk membagikan ini kepada lainnya dan mengajak untuk datang dan merasakan kasih Tuhan"
----- Demikian Michelle Jabbari mengakhiri kesaksiannya.

Salam kasih dan persahabatan. Tetap kompak dan semangat. Tetap mengasihi sesama manusia apapun keyakinannya. Tuhan Yesus memberkati. Amen.

Share it:

Islam

Post A Comment:

0 comments: