About

About
Tuaian Akhir Zaman

Total Pageviews

Blog Archive


Pilih Islam atau Kristus | Amani Mustafa (ex-Muslimah)


Share it:

"Dia mengatakan 'Saya menanyakan ketegasanmu. Apakah kamu memilih Islam atau memilih Kristus.' Kemudian saya jawab 'Kristus.' dan seketika ayahku memukulku." jelas Mustafa. "Ayahku sangat marah dan mengancam akan mengikatku di kursi untuk menjadikan suatu contoh bagi seisi kota."

Kasus perpindahan keyakinan dari Islam ke Kristen seperti kisah Rifqa Bary menarik perhatian Amerika selama beberapa tahun silam. .Anak belasan tahun tersebut lari dari rumah karena takut terhadap orang tua Muslim-nya yang akan menyakiti dirinya karena memutuskan meninggalkan Islam, dimana hal ini sering dialami oleh kebanyakan orang yang meninggalkan Islam.

Amani Mustafa (ex Muslim) - Nowhere to Hide Story of a Convert from Islam to Christ !. Keluar dari Islam nyawa terancam. Shalom, begini kisah Amani Mustafa.

Amani Mustafa adalah seorang mantan Muslim yang meninggalkan penindasan di Mesir hanya untuk mendapatkan penganiayaan berikutnya di Amerika, dimana awalnya dia akan merasa aman.

"Pertama kali yang saya pikirkan 'Hal ini tidak bisa terjadi disini. Disini adalah negara yang bebas. Mereka tidak dapat menjangkau saya disini.' " Kenang Mustafa. "Saya tidak dapat mempercayai hal ini."

Selama lebih dari 10 tahun, Mustafa dan dua orang anaknya dalam misi menuju Amerika untuk bersembunyi dari mantan suami dan saudara laki-lakinya. Mustafa mengatakan keduanya telah mengancam untuk membunuh dirinya jika dia tidak kembali ke Mesir dan jika dia tidak kembali ke Islam.

Kemarahan ayah Mustafa

Mustafa menjadi seorang Kristen setelah membaca Injil secara rahasia di kamar mandi. Ketika ayahnya mengetahui bahwa dia meninggalkan Islam, ayahnya memanggil Mustafa ke rumahnya.

"Dia mengatakan 'Saya menanyakan ketegasanmu. Apakah kamu memilih Islam atau memilih Kristus.' Kemudian saya jawab 'Kristus.' dan seketika ayahku memukulku." jelas Mustafa. "Ayahku sangat marah dan mengancam akan mengikatku di kursi untuk menjadikan suatu contoh bagi seisi kota."

Mustafa kemudian kabur dan bersembunyi selama beberapa tahun. Kemudian dia menikah dengan seorang laki-laki Muslim yang mana menjanjikan Mustafa untuk menjalankan aktivitas kekristenan-nya secara rahasia. Akan tetapi sikap suami Mustafa berubah setelah anak kedua mereka lahir. Mustafa tidak lagi diperbolehkan untuk pergi ke gereja. Mustafa diharuskan untuk memakai kerudung.

Dipaksa untuk membacakan Al-Quran kepada anaknya

Dikarenakan didalam hati-nya tetap beriman Kristen, Mustafa dengan menangis menjelaskan perjuangannya ketika suaminya memaksa dia untuk membaca Al-Quran, kitab suci keyakinan Islam, kepada anak-anaknya.

"Saya merasa memberi makan anak-anak saya dengan racun dan hal itu merupakan hal terberat karena mengetahui kebenaran akan tetapi tidak mampu mengatakannya." ungkap Mustafa kepada CBN.

Suami Mustafa setuju untuk mengirim Mustafa dan anak-anak mereka untuk tinggal di Amerika. Suaminya akan menyusul mereka kemudian.

Mustafa mengatakan bahwa ada suatu perasaan merdeka dan lega pada saat pesawat yang mereka tumpangi meninggalkan Mesir.

"Hal pertama yang saya lepas adalah kerudung saya," kenang Mustafa. "Hal itu membuat takut anak laki-laki saya dan kemudian anak laki-laki saya itu berkata kepadaku 'Ma kamu akan ke neraka' dan kemudian aku menjawab 'Nak, ibu hanya melepaskan kerudung ini saja.' "

Di Amerika penindasan berlanjut

Sesaat ketika sampai di Amerika, Mustafa berkomitmen lagi kepada Kristus. Saat itulah penindasan kembali berlanjut. Ketika Mustafa mengatakan kepada suaminya bahwa dia ingin bercerai. Suaminya menuntut anak-anak mereka dipulangkan ke Mesir dan kembali ke Islam. Suami Mustafa mengatakan bahwa Mustafa harus 'membayar' keputusannya.

"Suami saya mengirim saudara laki-laki Mustafa untuk mengejar kami," kata Mustafa kepada CBN. "Saudara laki-lakiku mengancam diriku dan berkata jika saya tidak berkompromi dan kembali kepada suaminya dengan anak-anak mereka maka Mustafa akan membayar harga dan akan dipaksa pulang. Dan ketika saya mengatakan, 'Tidak, aku tidak akan kembali ke Mesir,' telepon di apartemenku dimana aku tinggal telah disadap. Mereka mendengarkan percakapan-percakapan kami, juga ibuku. Ada orang-orang yang melakukan penyadapan terhadap kami. Saya tidak tahu bahwa hal ini akan terjadi." jelas Mustafa.

Mustafa dan anak-anaknya pindah ke negara bagian lain dimana suaminya tidak dapat menemukan mereka. Saat ini - lebih dari 10 tahun kemudian - ancaman-ancaman itu hilang. Mustafa tidak lagi bersembunyi. Mustafa secara terang-terangan hidup secara terbuka.

Menjangkau wanita-wanita yang menghadapi penindasan Islam

Dia terpanggil untuk melayani dalam berbagai macam pelayanan, menjangkau wanita-wanita yang menghadapi penindasan Islam. Mustafa adalah pembawa acara di sebuah stasiun televisi yang relatif baru yang disiarkan ke seluruh Timur Tengah. Mustafa dan rekan-rekan pembantu didalam stasiun televisi tersebut - semuanya adalah mantan Muslim - bercerita mengenai pengalaman mereka didalam Islam.

"Ada banyak sekali wanita dibawah suami-suami Muslim atau ayah-ayah Muslim atau saudara-saudara Muslim mereka yang mengalami hal yang sama dengan saya." jelas Mustafa. "Ada banyak sekali wanita yang perlu untuk mengetahui dan mendengar kemerdekaan didalam Kristus yang saya alami saat ini. Air mata itu bukan air mata penderitaan, tetapi adalah air mata penghargaan, sebab saya tahu bahwa saya diselamatkan karena Anugerah dari Kristus."

Mustafa merasa terhormat bisa memberikan kesaksian mengenai rasa sukacitanya didalam stasiun televisi. Anak-nya, Joshua, telah menjadi calon pendeta. Anak perempuan tertua-nya juga melayani Tuhan.

Sumber :
Nowhere to Hide Story of a Convert from Islam to Christ !
by : Mohammedans for Jesus
Nowhere to Hide: A Muslim Woman's Story
Saturday, July 31, 2010
http://www.cbn.com/cbnnews/us/2009/September/Nowhere-to-Hide-A-Muslim-Womans-Story/

Sekarang Mustafa menikmati suatu pernikahan yang bahagia bersama seorang suami Kristen yang berasal dari Amerika dan anak perempuan-nya, Mary.

"Saya merasa yakin bahwa setiap pengalaman yang saya jalani didalam hidup saya adalah untuk KemuliaanNya saja, hanya digunakan untuk KemuliaanNya," jelas Mustafa. "Seperti saudara tahu, kita hidup punya pilihan. Apakah kita hanya duduk dan merenungi susu yang telah tertumpah, atau kita menggunakan masa lalu yang tidak mudah untuk memuliakanNya dan saya memilih untuk memuliakanNya."

*Original broadcast September 24, 2009.
----- Demikian Mustafa mengakhiri kesaksiannya ...
Kamu akan dibenci semua orang oleh karena nama-Ku. Tetapi orang yang bertahan sampai pada kesudahannya ia akan selamat." (Markus 13:13).
Salam kasih dan persahabatan. semangat dan kompak selalu. Tetap mengasihi sesama manusia apapun keyakinannya. Tuhan Yesus memberkati. Amen.

Share it:

Islam

Post A Comment:

0 comments: